Senin, 14 Januari 2013

Menguak Tabir Risalah Cinta….


Dari Lover Coverto, “ Aku sedang jatuh cinta. Rasanya sakit sekali. Tapi aku ingin merasakan sakit selamanya.”

Berapa rasa cinta yang pernah singgah dihatimu? Tak terhitung. Sungguh. Manusiawi.  Rasa cinta yang hanya menjadi  rahasia hati, tak terungkap, luntur pelan-pelan seperti debu-debu di dedauan terguyur air hujan. Rasa cinta yang bukan untuk dicicipi, tapi cukup dirasakan dibawa pergi menjauh. Rasa cinta yang malah melukai sumber cinta dan diri sendiri.

Makanya cinta harus memiliki, sebuah prinsip tak bisa ditawar.
Apalah artinya pengorbanan habis-habisan bagi sesuatu yang tak dimiliki.

 Itu bukan cinta sejati. Itu menyakiti diri, konyol. Apa yang didapatkan? Sudah wajar rasa cinta harus berbalas bukan? Atau setidaknya ada penghargaan tertinggi dari semua pengorbanan yang berikan.


 Ketika rasa cinta ini tergumpal didada dihaturkan lewat tiupan angin, tangkupan doa, terjangan asa, tandanan hadiah , tetap akan ada luka...kau perlu menimbangnya
Membiarkan dalam kesepian, kesenyapan, kegelapan, kesendirian. Itu ciri cinta palsu...

Risalah cinta sejati adalah  cinta pada para pecinta kebenaran atau kebenaran itu sendiri. Memandangnya dengan binaran mata, berharap semoga bisa sepertinya. Andai Yang Kuasa tiada mengizinkan.. biarkanlah kita bisa menikmati kisah-kisah romantisnya. 

 Dikutipkan dari sebuah buku Romantisnya para Pejuang Kebenaran. Percayakah dikau, pecinta kebenaran adalah orang yang paling romantis sedunia........

“Mereka, para pejuang kebenaran adalah orang-orang paling romantis. Betapa tidak!? Hidupnya dikelambui cinta, cinta akan kebenaran. Tidak ada yang sanggup  menandingi kesediaan mereka dalam berkorban  demi cintanya akan kebenaran. Mereka sanggup menahan perih dalam mencinta. Dari telapak tangan mereka mengepul asap dan tercium bau hangus daging terbakar karena genggaman bara kebenaran. Di dada mereka, mendidih magma cinta yang mengguncangkan sekelilingnya. Hatinya dibakar api rindu, rindu akan berkibarnya kebenaran bagi semesta alam. Dirasuki cinta akan kebenaran. Sakit. Tapi ingin merasakan sakit selamanya.”

Umar bin Khaththab, sosok pecinta  kebenaran sejati. Beliau gaungkan sebuah tetera kata “ Jika ada 1000 orang yang membela kebenaran, aku salah seorang diantaranya. Jika ada 100 orang yang membela kebenaran, aku tetap diantaranya. Jika ada 10 orang pembela kebenaran, aku tetap ada di barisan kebenaran itu. Dan jika ada 1 orang yang tetap membela kebenaran, akulah orangnya.” Subhanallah.. romantis sekali bukan..

Bilal, Sumayyah, Amar bin Yasir, Zaid, Abu Bakar, Ali, sederetan sahabat-sahabat adalah pecinta kebenaran. Wahai… Khalid Walid yang sedu sedan meratapi diri  atas ketiadamampuannya untuk bisa bersimbah darah sebagai syuhada, Engkau tetap saja romantis menjawab tantangan panglima Romawi. ‘Aku akan kirimkan pasukan mencintai kematian sebagaimana pasukan kalian mencintai hidup.”

Inilah risalah cinta sejati… dan aku juga ingin merasakan keberanian sakit selamanya.  Rasa cinta yang pasti kan terbalas… tak bertepuk sebelah tangan. Rasa cinta yang kuidamkan dan sedang kupupuk, kubina, setahap demi setahap, pelan namun pasti dan niscaya…cinta kebenaran...Semoga Allah menginzinkannya....
Aku tidak ingin jadi orang biasa... aku memilih dewasa..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar